Setelah sekian lama gak nulis di blog ini, mungkin sekarang gue akan lebih banyak nulis tentang apa yang gue pikirin, daripada nulis puisi tentang apa yang gue rasain. Dan gak seperti biasanya, gue menggunakan bahasa sehari-hari bukan bahasa baku, biar pesan dari apa yang ada di otak gue lebih mudah di mengerti dan di tangkap nalar. Jadi, maaf kalo misalkan ada kata-kata yang kalian gak mengerti atau penggunaan bahasa/kata/kalimat yang 'seharusnya gak gitu', karena tulisan ini benar-benar apa yang ada di pikiran gue, saat ini.
Semakin sibuknya aktivitas gue sebagai Graphic Designer di salah satu perusahaan Food & Beverage yang pasti lo semua tau, *berusaha gak nyebutin merek* gue juga jadi makin jarang banget nulis puisi. Tapi kali ini, seperti biasa, dikarenakan adanya suatu masalah dari kehidupan gue (ketauan banget nulis kalo lagi ada masalah doang, hahaha nggak kok!) gue jadi bersemangat lagi buat nulis. Sebenernya sih udah lama banget gue mau nulis blog kayak gini, cuman hasrat untuk menulisnya belum terkumpul saat itu, lol.
So, here we go, Peeps!
Sesuai sama judul dari tulisan ini: Maaf, Tolong dan Terima Kasih. Kenapa sih? Ada apa emangnya dengan 3 kata itu?
Kalian setuju gak sama gue, kalo 3 kata yang gue ucapkan di atas adalah 3 kata yang palingggg sulit di ucapkan oleh seseorang? Paling 'gengsi' di ucapkan oleh manusia? Paling jarang banget orang ngucapin 3 kata itu kalo gak 'terpaksa' karena 'keadaan'. Well, kalo kalian gak sependapat sama gue, coba sekarang inget-inget hari ini kalian udah ngucapin ketiga kata itu berapa kali?
Gue tunggu lo untuk menghitung saat ini juga.
.....
.....
.....
Udah inget?
Berapa kali hayo?
10 kali? 5 kali? 2 kali? atau bahkan... ga sama sekali???
Nah, maka dari itu gue ngebahas topik ini, karena gue sendiri-pun kadang juga lupa mengucapkan ketiga kata itu, atau yang lebih tepatnya: gengsi!
Gue emang belum sempat (sebenernya males, lol) mempelajari studi tentang topik yang gue bahas ini, karena menurut gue fakta lapangan itu lebih konkret. Kalau di skripsi/tugas akhir kalian mungkin mengenal yang namanya data lapangan atau wawancara. Jadi, anggap aja pertanyaan gue tadi itu merupakan fakta lapangan tentang topik ini. HEHEHE.
Kenapa sih kaum milenial atau kalo kalian yang mungkin bukan kaum milenial tapi masih termasuk anak muda kelahiran tahun 1990 sampai 1999, suka gengsi untuk mengucapkan 3 kata ajaib di atas?
Kenapa gue bilang ajaib? Kalo gak percaya, mari kita buktikan saja yuk.
Jadi ilustrasi simpelnya gini,
Anggep aja saat ini kamu lagi di ruangan kelas/kantor dan lalu kamu membutuhkan yang namanya alat tulis, buat lebih simpelnya alat tulis disini kita sebut aja: bulpen (iya gue tau bukan gini tulisannya tapi yaudahlah?)
Terus, saat dosen atau rekan kerja kamu menjelaskan sesuatu, tentu saja kamu akan menulis detailnya. Hei, jangan bilang, "gak butuh lah! gue bakal inget kok apa yang di ucapin mereka". Ingat, otak kalian itu ada batasnya juga untuk mengingat suatu hal yang detail, tadi gue suruh inget-inget hal simpel aja kalian bingung kan?
Oke lanjut shay, lalu otomatis kalian butuh bulpen untuk nulis detailnya tersebut. Tapi nihhhh, karena kalian misqueen dan tak berdaya, kalian berencana untuk meminjam bulpen pada orang yang ada disebelah kalian.
Nah, pertanyaannya: Hal apa yang kalian lakukan untuk meminjam bulpen tersebut?
a) Main ambil aja, selo brader.
b) Berusaha untuk nyari bulpen dulu di tas atau meja.
c) Pasrah a.ka. dengerin aja sampe budek.
d) Minta izin terlebih dahulu.
Kalo jawaban kalian adalah;
a: Berarti kalian belum pernah di tempeleng pake keyboard komputer
b: Kalian ini penuh tantangan ya orangnya, sayangnya kalian gak sadar hal tersebut buang-buang waktu kalian yang sebenernya saya tau kok emang gak berharga.
c: Kalo udah budek, apalagi yang mau dibikin jadi budek ya???
d: Yak! Kalian sopan dan santun, sayangnya pertanyaan belum terjawab sampai disitu saja!
Lalu, kira-kira kalimat seperti apa yang akan kalian ucapkan?
a) Eh gue gada bulpen, hehe.
b) Itu bulpen bukansih yang item-item itu?
c) Pinjem ya, bro
d) Maaf, boleh tolong saya pinjem bulpennya?
Kalo jawaban kalian di atas adalah;
a: Berarti kalian memang belum pernah di tempeleng pake keyboard berserta CPU nya.
b: Auto tempeleng. Udah tau pake nanya?!
c: Hmmm, rata-rata orang mengucapkan ini tapi taukah kalian ada hati yang tersakiti karena kalian yang kurang sopan santun?
d: Tjakep, ini baru makhluk milenial yang berakal budi dan menjunjung tinggi tata-keramah yang turun-termurun dari budaya nenek moyang. Azheeeek.
Saya berani jamin, penilaian orang yang kamu minta izin pinjem bulpen tersebut kepada kamu akan meningkat kadarnya! Kira-kira yaaaa 2%, minimal 1%. Mending naik daripada turun yakan?
Belum selesai sampai disitu guys,
Lalu ceritanya nih, kamu udah selesai tuh nyatet semua detail yang disebutkan tadi. Terus apa yang akan kamu lakukan dengan bulpen-modal-pinjem-orang-sebelah itu?
a) Ya balikin aja, tanpa gue bilang dia tau kok itu bulpen dia.
b) Balikin gak ya? Gue fakir bulpen nih. Semoga aja dia lupa.
c) Balikin lah! Nanti setelah bulpen ini gue bisa minjem alat tulis lain lagi dari doi, shay!
d) Ucapin terima kasih udah minjemin bulpennya ke gue.
Please deh, masa hal ini harus gue jelasin lagi ke kalian padahal kalian udah tau jawabannya yang mana? Yaudah deh, gue jelasin aja daripada kalian yang lemah tak berdaya ini semakin bingung.
Kalau jawaban kalian:
a: Ya iyalah dia tau itu bulpen dia, sejak kapan minjemin bulpen jadi amnesia?
b: Sekali maling tetap maling.
c: Makhluk hidup ini memang suka baik kalo ada maunya doang kadang, namanya juga manusia.
d: Yakin? Ikhlas? Ciyus gak? HAHA! Nah gini dong, baru kamu lulus menjadi makhluk milenial yang berguna bagi bangsa dan negara juga taat terhadap asas dan norma yang baik dan benar.
Kira-kira seperti itu lah ilustrasinya kalo diambil dari sebuah cerita. Memang terdengarnya agak klise dan naif, tapi hal-hal seperti ini lah yang perlu di lakukan. Terdengar sepele, terasa mudah, tapi buktinya 3 kata ini jarang terucap oleh lidah kalian. Terlebih lagi kalau lawan bicara kalian adalah orang yang usia nya dibawah usia kalian. 3 kata ini makin sulit aja di ucapkan, terdengar terlalu berlebihan dengan gengsi yang terlalu tinggi. Tapi 3 kata ini punya manfaat yang ajaib dan baik dalam kehidupan bersosialisasi kalian. Bukan hanya respect yang kalian dapat, tapi juga pengakuan dari orang lain mengenai tata keramah maupun sopan santun yang kalian punya. Ingat pepatah berkata: "Mulutmu Harimaumu". Pepatah ini juga yang menjadi dasar dari pembahasan topik ini.
Jadi bukan karena faktor teknologi yang semakin berkembang, globalisasi yang mendunia, sosial media yang memiliki domino efek terhadap psikis kita, atau buku-buku Bahasa Indonesia yang sudah kuno kalian jadi tidak mengucapkan 3 kata ajaib tersebut terhadap orang lain ya. Semua itu kembali lagi terhadap didikan orang tua dan kebiasaan kita sehari-hari dalam bersosialisasi, lebih tepatnya yaitu lingkungan pergaulan dan orang-orang sekitar kamu sendiri.
Pesan saya, jadikan dirimu lebih bermanfaat bagi orang lain dan sekitar, apalagi untuk Nusa dan Bangsa. Masa depan-mu ada di tanganmu, dirimu adalah cerminan generasi-mu. As simple as that!:)
Salam Baca,
Gabriella Agatha
10:37 p.m.
February 20, 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar