Agustus 16, 2014

Surat 31 Juni

Sabtu pagi.

Sesaat aku sadar, pagi itu matahari tak seindah biasanya.
Aku kehilangan segalanya, semuanya.
Yang tidak bisa kembali begitu saja.

Kita memulainya dengan sebuah perasaan,
Kita memulai lembaran cerita baru.
Melupakan rasa sakit perlahan demi perlahan.

Kau ajarkan aku untuk berdiri,
Kau jauhkan aku dari kesedihan,
Kau melindungi ku dari rasa tidak nyaman,
Kau membuatku menerima arti cinta.

Tapi kini... semua berubah.


Kau akhiri dengan cabikan,
Kau buatku menangis tersedu,
Kau biarkan isakan ini menggila,
Kau menjauh tanpa alasan.

Semua ucapanmu,
Semua yang telah kita jalani,
Semua janji itu,
Semuanya kini menjadi kenangan kalbu.

Penuh teka-teki,
Penuh rasa penasaran,
Penuh kebingungan,
Penuh tanda tanya.

Aku tak bisa membohongi diriku,
Aku telah jatuh cinta,
Aku tersakiti oleh cabikan itu,
Aku tak menentu, tiada arah.

Yang ku butuhkan awalnya hanya kau,
Yang ku inginkan awalnya hanya kepastian,
Yang ku nantikan awalnya hanya pengakuan.

Tapi apa daya, kini diriku telah sadar.
Tak akan pernah bisa memiliki dirimu seutuhnya,
Tak akan pernah bisa mendapatkan yang aku mau

Kini aku hanya dapat berdoa pada Tuhan
Atas segalanya,
Atas diriku dan kamu.
Di sebuah surat tanpa jawaban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata Pasir

Kata orang, cinta itu buta Tapi bagiku, cinta itu nyata Kata orang, cinta hanya ilusi Tapi aku yakin, cinta itu murni Kata ...