Oktober 27, 2017

surat tentang aku, tanpa kamu.

Kalau aku ingin kamu, aku harus kemana?
Kalau aku rindu kamu, aku harus bagaimana?
Kalau aku cinta kamu, aku harus apa?


Kamu bilang, aku bagai bunga yang harum namun sukar dipetik.
Tak terjangkau, tapi menarik.

Kamu bilang, aku seperti buku sejarah yang berdebu.
Sangat dalam, tapi sendu.

Kamu bilang, aku ini mirip teka-teki silang dengan banyak kotak.
Penasaran, tapi susah di tebak.


Pelangi tidak lagi indah di mataku.
Senyum tak hadir menghiasi wajahku.
Bertemu kamu bukan lagi waktu yang ku nanti.
Kamu, cukup menjadi hal yang harus ku lewati.


Aku, dengan kenangan.
Aku, di dunia baru.

Aku, tanpa kamu.



G.
Jakarta, 27 Oktober 2017
23:28 WIB

September 04, 2017

Tanpa Tawa

Disaat hanya secarik kertas yang dapat kugunakan
Untuk meluapkan segala emosiku
Seperti ombak di Samudera Biru
Beralun keras tanpa ada pesan tersirat...

Bagai debu yang terbawa angin
Tidak ada rasa yang dapat disembunyikan lagi...
Pilu dan sedih, tanpa tawa yang menggandrungi
Dingin yang tak berkesudahan
Seolah menngajak untuk terus menangis

Tapi tubuh ini bahkan tak kuat lagi
Untuk menopang beratnya sunyi
Hanya untuk bersenda gurau
Nyanyian senja tiada lelah

Bukan itu maksud hamba melantun...
Oh... Andai dapat kuhempaskan semuanya
Sehingga tidak ada lagi kepedihan
Yang ada hanya aku dan alam
Tanpa hembusan nafas kepiluan


3:45 PM
Sept, 04 2017

Januari 18, 2017

Dia, yang tercinta.

Aku bisa merasakan hangatnya rona merah
Di balik tulang pipinya yang tegas itu
Aku bisa melihat cahaya yang indah
Di balik matanya yang tajam bagai arsiran garis tak berhulu
Aku juga bisa merasakan gemuruh detak jantungnya
Terus menerus berdetak sangat keras... Tetapi terasa nyaman bila ku letakan pipiku di dadanya yang bidang itu

Rambutnya coklat kemerahan bagai bludru coklat halus
Kulitnya indah bagai kayu mahogani
Senyumnya terus mengingatkanku akan gemercik air di sungai..
Tidak pernah berhenti mengalir, selalu membuat nyaman siapapun
Genggaman tangannya sangat hangat, sehangat api unggun di malam hari

Aku bertaruh,
Siapapun pasti akan jatuh cinta dengan caranya mencium kening seorang wanita

Badannya tegap bagai prajurit yang siap bertempur
Tetapi hatinya lebih lembut dari sehelai kain sutra
Suaranya lantang bagai gemuruh petir
Tetapi kasih sayangnya lebih luas dari samudera manapun di dunia ini

Siapa gerangan yang tak jatuh cinta pada prinsipnya tentang hidup...
Dengan caranya melihat dunia
Dan dengan segala kekurangan yang ia miliki
Dia tetap indah melebihi berlian yang berkilau sekalipun

Andai saja..
Andai bumi tidak berputar dan waktu tidak berjalan bagai berlari tiada henti
Aku ingin mencintainya lebih lagi
Lebih dari kata cinta yang pernah ada..

Bisa kah aku memilikinya?
Sepenuhnya?
Seutuhnya?
dan.. Selamanya?


3:35 AM
January 19, 2017

Kata Pasir

Kata orang, cinta itu buta Tapi bagiku, cinta itu nyata Kata orang, cinta hanya ilusi Tapi aku yakin, cinta itu murni Kata ...